Profil Desa Purwodadi

Ketahui informasi secara rinci Desa Purwodadi mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Purwodadi

Tentang Kami

Profil Desa Purwodadi, Tegalrejo, Magelang. Kenali potensinya sebagai sentra agribisnis salak pondoh yang menjadi tulang punggung ekonomi, semangat kewirausahaan para petaninya, serta pemanfaatan platform digital untuk kemajuan desa.

  • Sentra Agribisnis Salak Pondoh

    Desa Purwodadi merupakan pusat utama budidaya dan pemasaran salak pondoh di Kecamatan Tegalrejo, di mana komoditas ini menjadi penggerak utama perekonomian lokal.

  • Ekonomi Berbasis Pertanian dan Perdagangan

    Perekonomian desa ditopang oleh dua pilar kuat, yaitu budidaya salak di tingkat petani dan jaringan perdagangan yang memasarkan hasil panen ke berbagai daerah.

  • Adaptif terhadap Teknologi Digital

    Pemerintah desa secara proaktif memanfaatkan website desa dan media digital lainnya sebagai sarana untuk pelayanan publik, transparansi, dan promosi potensi agribisnis salak.

XM Broker

Desa Purwodadi, yang terhampar di wilayah agraris Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, adalah sebuah bukti nyata bagaimana sebuah komoditas unggulan dapat menjadi denyut nadi perekonomian sebuah komunitas. Desa ini dikenal luas sebagai salah satu sentra utama penghasil salak pondoh, buah berkulit sisik dengan rasa manis yang telah melegenda. Di Purwodadi, kebun-kebun salak bukan hanya sekadar lahan pertanian, melainkan ladang kesejahteraan yang menopang kehidupan ribuan warganya. Dipadukan dengan semangat wirausaha dan adaptasi terhadap teknologi digital, Desa Purwodadi menampilkan wajah desa agribisnis yang dinamis dan berorientasi pada pertumbuhan.

Geografi, Kesuburan Lahan dan Demografi

Secara geografis, Desa Purwodadi berada di dataran dengan ketinggian medium yang didukung oleh tanah vulkanik yang subur. Kondisi agroklimat ini sangat ideal untuk pertumbuhan tanaman salak, yang membutuhkan tanah gembur dengan drainase yang baik dan iklim yang tidak terlalu panas. Kesesuaian alam inilah yang menjadi fondasi utama bagi berkembangnya Purwodadi sebagai lumbung salak. Luas wilayah Desa Purwodadi mencakup area sekitar 2,51 kilometer persegi (2,51 km2).Adapun batas-batas administratifnya meliputi: di sebelah utara berbatasan dengan Desa Purwosari; di sebelah timur berbatasan dengan Desa Kebonagung; di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegalrejo; dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Banyusari.Berdasarkan data kependudukan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magelang, Desa Purwodadi dihuni oleh 5.120 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, maka tingkat kepadatan penduduknya ialah sekitar 2.040 jiwa per kilometer persegi (2.040 jiwa/km2), menunjukkan sebuah komunitas yang padat dan aktif. Mayoritas penduduknya terlibat dalam ekosistem agribisnis salak, mulai dari petani pemilik kebun, buruh tani, hingga pedagang pengumpul dan pengecer.

Salak Pondoh: Tulang Punggung Ekonomi Desa

Identitas dan kekuatan ekonomi Desa Purwodadi tidak dapat dipisahkan dari komoditas salak pondoh. Hampir setiap jengkal pekarangan dan kebun di desa ini ditanami oleh rimbunnya rumpun salak. Salak pondoh dipilih karena rasanya yang manis, tidak sepat bahkan saat masih muda, sehingga memiliki pangsa pasar yang sangat luas dan disukai oleh berbagai kalangan.Bagi masyarakat Purwodadi, salak adalah sumber pendapatan utama yang dapat diandalkan. Berbeda dengan tanaman musiman, salak dapat dipanen sepanjang tahun, meskipun ada periode panen raya. Hal ini memberikan aliran pendapatan yang lebih kontinu bagi para petani. Keahlian budidaya salak, mulai dari teknik penyerbukan buatan (mengawinkan bunga salak), pemupukan, hingga penjarangan buah untuk menghasilkan kualitas terbaik, telah dikuasai secara turun-temurun.Ekosistem ekonomi yang tercipta di sekitar salak sangatlah hidup. Di sepanjang jalan-jalan desa, mudah ditemui kios-kios dadakan yang menjual salak segar langsung dari kebun. Selain itu, banyak warga yang berprofesi sebagai pedagang pengumpul, yang setiap hari berkeliling membeli salak dari para petani untuk kemudian dijual kembali ke pasar-pasar besar di Magelang, Yogyakarta, Semarang, bahkan hingga Jakarta. Perputaran ekonomi dari agribisnis salak ini menjadi motor yang menggerakkan hampir seluruh aspek kehidupan di Desa Purwodadi.

Wirausaha Tani dan Semangat Komunitas

Masyarakat Desa Purwodadi dikenal memiliki semangat wirausaha yang tinggi, khususnya dalam bidang pertanian. Mereka tidak hanya berperan sebagai petani (on-farm), tetapi juga aktif dalam kegiatan pascapanen dan pemasaran (off-farm). Banyak di antara mereka yang tidak hanya menjual salak dalam bentuk buah segar, tetapi juga mulai merintis usaha produk olahan.Meskipun belum berskala besar, inovasi seperti pembuatan keripik salak, dodol salak, atau manisan salak mulai dikembangkan oleh UMKM-UMKM lokal. Inisiatif ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah produk, menyerap hasil panen saat harga anjlok, dan menciptakan lapangan kerja baru.Semangat ini didukung oleh kelembagaan petani yang solid. Kelompok-kelompok tani (Poktan) menjadi wadah bagi para petani untuk saling berbagi pengetahuan, mengatasi masalah hama secara bersama-sama, dan memperkuat posisi tawar mereka dalam rantai pemasaran.

Website Desa: Etalase Digital Potensi Lokal

Menunjukkan visi yang modern, Pemerintah Desa Purwodadi memanfaatkan teknologi digital melalui pengelolaan website resmi desa. Platform ini menjadi sarana penting untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Informasi mengenai anggaran desa, program pembangunan, dan layanan administrasi disajikan secara terbuka untuk diakses oleh seluruh warga.Lebih dari sekadar portal layanan publik, website desa berfungsi sebagai etalase digital yang mempromosikan potensi terbesar desa: salak pondoh. Melalui website ini, Desa Purwodadi dapat membangun branding sebagai "Kampung Salak Pondoh". Profil petani sukses, informasi mengenai kualitas salak Purwodadi, dan bahkan kontak para pedagang atau kelompok tani dapat ditampilkan untuk menarik minat pembeli dari luar daerah.Pemanfaatan website dan media sosial ini adalah langkah cerdas untuk memperluas jangkauan pasar, memotong rantai tengkulak yang terlalu panjang, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan para petani. Ini menunjukkan bahwa Desa Purwodadi siap untuk bersaing dalam ekonomi digital.

Tantangan dan Visi Agribisnis Masa Depan

Sebagai desa yang sangat bergantung pada satu komoditas utama, Purwodadi menghadapi tantangan yang perlu diantisipasi. Tantangan terbesar adalah fluktuasi harga salak yang seringkali jatuh saat musim panen raya tiba. Isu regenerasi petani juga menjadi perhatian, di mana generasi muda perlu diyakinkan bahwa profesi sebagai petani salak tetap menjanjikan. Dari sisi budidaya, serangan hama dan kebutuhan akan inovasi teknologi pemupukan dan irigasi menjadi agenda yang harus terus dikerjakan.Visi pembangunan Desa Purwodadi ke depan adalah menjadi sentra agribisnis salak yang modern, terintegrasi, dan berdaya saing tinggi. Visi ini dapat diwujudkan melalui beberapa strategi. Pertama, penguatan hilirisasi produk dengan mendorong lebih banyak UMKM pengolahan salak. Kedua, pengembangan agrowisata "petik salak" yang dapat menarik wisatawan dan menciptakan kanal penjualan langsung. Ketiga, pembentukan koperasi petani yang kuat untuk mengelola pemasaran secara kolektif dan menjajaki pasar ekspor.Dengan terus memadukan keahlian tradisional dalam budidaya salak dengan strategi pemasaran modern dan inovasi produk, Desa Purwodadi memiliki semua modal yang diperlukan untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang. Desa ini akan terus menjadi bukti bahwa dari manisnya buah salak, dapat tumbuh sebuah ekosistem ekonomi yang mensejahterakan dan berkelanjutan.